Archive for culture and events

ORIGAMI

Origami merupakan sebuah seni lipat yang berasal dari jepang. bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. bentuk-bentuknya pun dapat dikreasikan dengan keinginan kita. seni melipat ini masih populer hingga saat ini dan terkadang kerap dijadikan sebagai sebuah kompetisi dalam beberapa acara.
Origami tidak hanya digemari di negeri sakura ini saja, namun juga di berbagai belahan dunia seperti di Indonesia. di Jakarta sendiri, Origami memiliki nilai jual yang cukup berpeluang untuk membuka suatu lahan bisnis, tak sedikit buku-buku bertema seni Origami yang dapat dengan mudah untuk dipahami.

By: Donna

pesta cosplay

buat kamu-kamu yang mau bikin party tapi ga tau tema’nya apa..

cosplay1207744865405

cosplay jadi tema faforit akhir-akhir ini..
kostum-kostum kartun ala jepang ini bukan cuma disukai oleh anak-anak kecil saja tapi juga digemari oleh para kaeula muda.

buat kamu-kamu pecinta kartun jepang, kalau kamu gada budget buat beli cosplay,,
kamu bisa beli bahan dan bikin sendiri di tukang jahit langganan kamu.

cosplay bukan cuma bs dipakai ke acara-acara karnaval ata pesta kostum,,
tapi juga buat pesta ulang tahun.
kamu bisa pilih kamu mau jadi tokoh apa.

so buat kamu-kamu yang hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime, manga, manhwa,dsb.
di Kota-kota besar seperti Bandung kini ud tersedia salon ala jepang jadi kamu bisa di bantu untuk tampil prima dan percaya diri.

cosplay sendiri adalah salah satu budaya baru de jepang tetapi banyak sekali diminati orang-orang di dunia.

by: Donna

Tsukimi

Perayaan menikmati pemandangan bulan di pertengahan musim gugur di jepang disebut tsukimi. Budaya tersebut pertama kali diperkenalkan ke masyarakat Jepang dari Cina pada periode Nara dan Heian, yaitu antara tahun 710 – 1185.
Tsukimi dirayakan tiap tanggal 15 Agustus dalam lunar calendar, atau Jugoya (malam ke 15 dalam bahasa Jepang). Jugoya dalam solar calendar atau kalender masehi selalu berubah setiap tahunnya, namun biasanya jatuh di bulan September atau Oktober. Bulan di malam tersebut tak selalu penuh, namun itu adalah bulan yang paling cerah dan paling indah sepanjang tahun. Tahun ini, Tsukimi dirayakan pada tanggal 3 Oktober.
Masyarakat Jepang merayakan Tsukimi dengan mendekorasi vas dengan susuki (sejenis rumput Jepang) dengan bunga-bunga musim gugur, lalu meletakkan kue dango dan satoimo (sejenis ubi-ubian) di altar untuk dipersembahkan kepada bulan. Mereka kemudian memandangi bulan dan menikmati keindahannya dengan tenang.
Kata “tsukimi” juga digunakan dalam beberapa nama makanan khas Jepang. Misalnya tsukimi soba dan tsukimi udon. Makanan-makanan tersebut bukanlah makanan khas perayaan Tsukimi, namun menggunakan telur mentah sebagai toppingnya. Kuning telur pada telur mentah tsebut melambangkan bulan bagi masyarakat Jepang. Di gerai-gerai McDonald’s di Jepang juga tersedia Tsukimi Burger, yaitu burger dengan isi telur mata sapi.

(*alita pradestia)

Matsuri di Bulan Oktober

Memasuki bulan Oktober di Jepang, cuaca berangsur-angsur semakin sejuk. Masyarakat Jepang pun sedang dalam antusiasme yang tinggi untuk beraktifitas. Perusahaan-perusahaan dan sekolah-sekolah mulai mengadakan perlombaan olahraga yang disebut undokai (festival olahraga) dalam rangka Hari Kesehatan dan Olahraga atau Taiku no Hi pada tanggal 10 Oktober. Bulan Oktober juga disebut sebagai bulan pernikahan karena cuacanya yang bersahabat.

Hawa sejuk musim gugur di Jepang juga diwarnai dengan matsuri(festival) dan perayaan. Misalnya undou taikai (festival musik), Festival Drum di Niihama dan Festival Lentera di Fukushima. Festival Yabusame (memanah sambil berkuda) juga merupakan salah satu daya tarik di daerah Koyama, Kagoshima. Ada juga Festival Shichi-go-san yang dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober yang diselenggarakan untuk anak-anak berumur 3 (san) tahun, 5 (go) tahun, dan 7 (shichi) tahun. Mereka didandani dengan kimono-kimono bagus, kemudian diajak orangtua-orangtua mereka ke jinja (kuil) untuk berdoa agar mereka diberi
kesehatan dan masa depan yang cerah.

(*alita pradestia)

Next entries »